Home

Search This Blog

Sunday 29 June 2014

PUISI Dhinar [Suara Merdeka, 29 Juni 2014]

Suara Merdeka adalah koran yang terbit di Kota Semarang, Jawa Tengah. Harian ini memiliki sirkulasi terbatas pada area Jawa Tengah. Suara Merdeka merupakan surat kabar dengan pangsa pasar terbesar di Jawa Tengah.


Salam... 
Berikut ini adalah tiga puisi saya yang dimuat di Suara Merdeka.
Puisi saya kirimkan via email pada tanggal 26 Juni 2014 dan dimuat pada tanggal 29 Juni 2014. 
Semoga istiqomah dalam berkarya. Semangat!
GADIS
: Siluet Kekasih

gadis,
semalam aku bertemu kekasih
nyata gadis,
kau tak percaya?
jangan nyengir dan tersenyum sinis!

hai gadis,
sepagi ini aku meneguk rasa manis kekasih
menenggak cairan getir seperti sirih
kau masih tak percaya?
coba tatap hidungku yang kembang kempis!

oh gadis,
sesiang ini terik membakar memori kekasih
sungguh gadis,
aku tak kuat dan terkapar ditindih
jangan lari dan menghilang gadis!

wahai gadis,
sesore ini senja mengukir siluet kekasih
entah nanti malam kutemui atau tidak lagi dengan dalih
gadis, engkau kekasih!

Kartasura, 20/10/2013



SENANDUNG HUJAN

bening titik-titik air hujan mengalir di jendela ukir
kubiarkan, tak kututup, kulihat ia mulai terpuntir
pada ulir-ulir jendela ukir dan mulai melunturkan debu
yang lama mengendap tertahan di sela-sela ulir kayu

kecipak hujan menderas kian terdengar jelas
benturannya dengan tubuh jalan, atap rumah, batu cadas
mengingatkan pada kisah tragis daun tua yang rela dijamah,
dirajah, dicabik, terkoyak pasrah oleh hujan menderas

daun pisang tua di belakang rumah
mulai tak selebar utuh dan indah
digoyang angin-angin menggilas
juga ujung runcing hujan menderas

aku masih berdiri di samping jendela kayu ukir
mengamati bulir-bulir air yang mengalir,
daun pisang tua, kecipak suara, mendung di langit sana
kuungkap semua dari jendela kayu ukir yang masih terbuka

Wates, 01/05/2014



SESUDAH HUJAN

rinai hujan menderas, merebas tanah
menggugah lintah, juga cacing tanah
merangsang gairah laron-laron
terbang, menuju lampu neon

langit pagi cerah, angin sumringah
khas tanah basah terhirup sudah
dahaga kekeringan lepas
bukit membayang kontras

deras lagi, datang kembali
menghujani tak henti-henti
kota-kota ibu terbanjiri
orang-orang pindah mengungsi

tiada manjur janji-janji
buktipun sudah coba direalisasi
gerangan ada salah apa negeri ini
air meruahpun jadi hantu ngeri

Yogyakarta, 13/05/2014


Dhinar Nadi Dewii, lahir di Blora, 11 November 1990. Pernah terdaftar SM-3T angkatan ke-2 melalui LPTK Unnes dan ditempatkan di Kabupaten Manggarai, NTT. Peserta PPG Biologi di LPTK UNY. Aktif menulis cerpen dan puisi. Puisinya lolos antologi Jejak Sajak Mahakam (2013), Solo dalam Puisi (2014) dan Timur Gumregah (2014). Cerpen “Sosial Media? So’sial Me - Dia” lolos seleksi mengikuti #KampusFiksi Reguler DivaPress.

No comments:

Post a Comment