Home

Search This Blog

Saturday 23 August 2014

GOLONGAN DARAH 'BOMBAY'. PENTING!!!


Saya masih ingat beberapa fakta yang saya jumpai mengenai uniknya golongan darah, tentang pewarisannya, cara mengeceknya, bahkan sampai sifat unik golongan darah yang dikaitkan dengan pemiliknya.

Do you know about 'golongan darah tipe bombay'?
What? Apaan tuh? Golongan darah bukannya A, B, AB atau nol (0) saja ya?

Sayapun sebenarnya masih sering menanyakan dan diskusi dengan rekan-rekan tentang goldar bombay. Seperti diskusi interaktif disini https://www.facebook.com/dhinar.dewii/posts/731972850155327. Dari diskusi itu ada beberapa info yang saya dapat dari rekan-rekan dan rekomendasi link untuk dicari tahu kebenarannya.

Oke guys, saya ingin sharing dan diskusi tentang apa itu golongan darah tipe bombay. Barangkali ada rekan-rekan yang sudah paham. Monggo silahkan berbagi ilmunya disini!

O ya, saya ada ringkasan sedikit mengenai golongan darah tipe bombay. Tapi untuk sementara sharing dan diskusi dulu saja ya! Lagian, saya juga mau rehat dulu. Jam sudah berganti hari dan terlalu dini.
Insya Allah saya posting lagi. 
Salam...

Friday 22 August 2014

LUMBUNG PUISI SASTRAWAN INDONESIA JILID 2

Salam...
Kembali lagi pada antologi bersama. Kali ini adalah antologi yang diselenggarakan oleh Himpunan Masyarakat Gemar Membaca (HMGM) dan diketuai oleh Rg Bagus Warsono. Lagi-lagi saya beruntung, atau apalah namanya, karena nama pena saya dipertemukan kembali dalam satu buku bersama penyair yang jam produktifnya sudah jelas tidak diragukan lagi seperti Seruni Unie, En Kurliadi Nf, Ekohm Abiyasa, Budhi Setyawan, Sofyan RH. Zaid, dan kawan-kawan penyair lainnya yang mantap, bukan sekadar isapan jempol belaka.

Antologi yang disusun bertemakan "Kampung Halaman". Saat ini, raga manusia, perantau khususnya, terkadang lupa makna kampung halaman. Terkadang pula, terlalu asyik dengan kampung barunya, sehingga enggan untuk pulang menilik halaman-halaman sebelumnya.

ANTOLOGI LUMBUNG PUISI 2000 merupakan kegiatan sastra murni dan bukan lomba, kegiatan dokumentasi karya sastra, kegiatan persahabatan penyair Indonesia. Penyair yang naskahnya dimuat dalam buku Lumbung Puisi 2000 tidak mendapatkan honorarium namun akan dikirimi 2 buku tersebut tanpa mengganti ongkos cetak. Hak cipta tetap pada penyairnya dan tidak menuntut atas dimuatnya naskah tersebut, karena merupakan kegiatan dokumentasi sastra. 

http://majalahsuluh.blogspot.com/2014/08/pengisi-antologi-lumbung-puisi.html
Saya mengirimkan tiga judul puisi, antara lain: MEMORI KECIL, KOTA HALAMAN, dan GADIS BERPARAS HIJAU. Meskipun saya tidak termasuk pada kategori 20 puisi terbaik, saya bersyukur, setidaknya saya masih diberi kesempatan untuk berpartisipasi dan meninggalkan sesuatu yang bisa dibaca jika kelak saya telah terhenti dalam berkarya.


MEMORI KECIL
: Lumpur Lapindo

aku nyanyi sepi
pada tangga nada tak berarti
retak melawan jam yang berdetak
dalam mimpi impian tak berarak

aku nyanyi tanpa nyali
suara alam dulu kudengar jeli
kini tersumbat genang lumpur-lumpur
ah, mungkinkah aku yang salah melindur?

oh, aku ingat kecilku dulu
terbukalah ingatan masa lalu
aku berlari-lari sumringah
menarik mobil kulit jeruk tanpa jengah
tarik-ulurkan tali layang tanpa gundah
berlomba sepeda pelan tanpa resah
menghirup udara yang dianugerah

aku menyeka masa kala kanak di desa
dari desa asri yang ramai suara ngaji
juga dipenuhi gedung-gedung industri

aku sedang berdiri terngiang ngilu kini
menahan pilu mengharu pada tanah yang berubah kelabu

oh, rumahku dulu tak begini
sawah-sawah hijau asri
memendar wangi embun-embun pagi
capung-capung datang mengitari
kini, kemana mereka pergi?

tiba-tiba oksigen yang kureguk berubah metana busuk
tangga-tangga rumahku basah terkubur lumpur
melebar dan menuntutku tak tetap tinggal
sedih, kecewa, memegang kesal

dimana halaman yang kusebut kampung?
kampung tempatku dilahirkan dulu
rumah yang kurindu
kurindu ‘tika pulang dari tempatku beradu

aku nyanyi sepi dan tanpa nyali
dalam mimpi-mimpi terkubur memori

Kartasura, 27/07/2014
Nadi

Sunday 29 June 2014

PUISI Dhinar [Suara Merdeka, 29 Juni 2014]

Suara Merdeka adalah koran yang terbit di Kota Semarang, Jawa Tengah. Harian ini memiliki sirkulasi terbatas pada area Jawa Tengah. Suara Merdeka merupakan surat kabar dengan pangsa pasar terbesar di Jawa Tengah.


Salam... 
Berikut ini adalah tiga puisi saya yang dimuat di Suara Merdeka.
Puisi saya kirimkan via email pada tanggal 26 Juni 2014 dan dimuat pada tanggal 29 Juni 2014. 
Semoga istiqomah dalam berkarya. Semangat!
GADIS
: Siluet Kekasih

gadis,
semalam aku bertemu kekasih
nyata gadis,
kau tak percaya?
jangan nyengir dan tersenyum sinis!

hai gadis,
sepagi ini aku meneguk rasa manis kekasih
menenggak cairan getir seperti sirih
kau masih tak percaya?
coba tatap hidungku yang kembang kempis!

oh gadis,
sesiang ini terik membakar memori kekasih
sungguh gadis,
aku tak kuat dan terkapar ditindih
jangan lari dan menghilang gadis!

wahai gadis,
sesore ini senja mengukir siluet kekasih
entah nanti malam kutemui atau tidak lagi dengan dalih
gadis, engkau kekasih!

Kartasura, 20/10/2013



SENANDUNG HUJAN

bening titik-titik air hujan mengalir di jendela ukir
kubiarkan, tak kututup, kulihat ia mulai terpuntir
pada ulir-ulir jendela ukir dan mulai melunturkan debu
yang lama mengendap tertahan di sela-sela ulir kayu

kecipak hujan menderas kian terdengar jelas
benturannya dengan tubuh jalan, atap rumah, batu cadas
mengingatkan pada kisah tragis daun tua yang rela dijamah,
dirajah, dicabik, terkoyak pasrah oleh hujan menderas

daun pisang tua di belakang rumah
mulai tak selebar utuh dan indah
digoyang angin-angin menggilas
juga ujung runcing hujan menderas

aku masih berdiri di samping jendela kayu ukir
mengamati bulir-bulir air yang mengalir,
daun pisang tua, kecipak suara, mendung di langit sana
kuungkap semua dari jendela kayu ukir yang masih terbuka

Wates, 01/05/2014



SESUDAH HUJAN

rinai hujan menderas, merebas tanah
menggugah lintah, juga cacing tanah
merangsang gairah laron-laron
terbang, menuju lampu neon

langit pagi cerah, angin sumringah
khas tanah basah terhirup sudah
dahaga kekeringan lepas
bukit membayang kontras

deras lagi, datang kembali
menghujani tak henti-henti
kota-kota ibu terbanjiri
orang-orang pindah mengungsi

tiada manjur janji-janji
buktipun sudah coba direalisasi
gerangan ada salah apa negeri ini
air meruahpun jadi hantu ngeri

Yogyakarta, 13/05/2014


Dhinar Nadi Dewii, lahir di Blora, 11 November 1990. Pernah terdaftar SM-3T angkatan ke-2 melalui LPTK Unnes dan ditempatkan di Kabupaten Manggarai, NTT. Peserta PPG Biologi di LPTK UNY. Aktif menulis cerpen dan puisi. Puisinya lolos antologi Jejak Sajak Mahakam (2013), Solo dalam Puisi (2014) dan Timur Gumregah (2014). Cerpen “Sosial Media? So’sial Me - Dia” lolos seleksi mengikuti #KampusFiksi Reguler DivaPress.

Saturday 21 June 2014

PUISI Dhinar [Solo dalam Puisi]

Menyambut 7 Tahun Keajaiban Pawon
(Antologi Puisi Tentang Solo)
 

Salam...
"Berdasarkan catatan sejarah panjangnya, Kota Solo telah lama memiliki pertalian dengan dunia sastra. Keberadaan perpustakaan Mangkunegaran dan Radya Pustaka, menjadi salah satu penanda kota ini menjadi salah satu wilayah yang peduli pada perkembangan sastra. Inilah yang kemudian melatarbelakangi penyelenggaraan Festival Sastra Solo (FSS) perdana, 2011 lalu. Tiga tahun berselang, Festival Sastra Solo 2014 kembali diselenggarakan, Sabtu-Minggu (22-23/2/2014)." 

Seperti yang saya kutip di atas, dari http://www.jendelasastra.com/berita/festival-sastra-solo-2014 bahwa Redaksi Buletin Sastra Pawon selaku penyelenggara acara FSS 2014 telah menyiapkan tujuh acara, salah satunya adalah Solo dalam Puisi (Antologi). Acara ini juga ditujukan untuk merayakan ulang tahun Sastra Pawon ke-7. Informasi yang saya peroleh dari http://festivalsastrasolo2014.blogspot.com/2014/02/para-pengisi-antologi-solo-dalam-puisi.html, respon program Solo dalam Puisi begitu luar biasa. Di hari pengepulan, lebih dari 300 puisi tersaring (atau 350 halaman), itupun belum termasuk puisi-puisi yang dikirim tanpa menyebutkan subjek [puisisolo]. 

Program ini sempat mengalami perubahan. Kurator pertama karena satu dan lain hal digantikan oleh 3 orang dari Buletin Sastra Pawon, yaitu Puitri Hati Ningsih, Indah Darmastuti dan Fanny Chotimah. DL lomba tanggal 15 Januari 2014, pengumuman pengisi antologi tanggal 7 Februari 2014 dan dibacakan di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah, Solo tanggal 22 Februari 2014.

Satu judul puisi yang saya kirimkan lolos seleksi untuk dibukukan. Entah karena faktor keberuntungan, ketidaksengajaan atau apa, karya biasa saya bisa tercetak dalam satu buku bersama Ekohm Abiyasa, En Kurliadi NF, Isbedy Stiawan ZS, Kinanthi Anggraini, Niken Kinanti dan beberapa penyair lainnya yang sudah menampakkan namanya di berbagai media massa juga memenangi lomba-lomba.

Tapi, apapun keputusannya, saya berpikir positif bahwa ketiga kurator telah bekerja keras dan melalui apresiasi khidmat untuk menyeleksi puisi-puisi yang cukup layak dan pantas dibukukan Antologi Solo dalam Puisi sebagai hadiah/kado ulang tahun Sastra Pawon ke-7.

Puisi ini lahir di Kartasura, terinspirasi dari artikel yang saya baca tentang Sejarah Mataram, kekisruhan yang terjadi pada tahun 1998 di kota Solo (Tragedi Mei 1998), dan hilangnya Wiji Thukul (penyair asal Solo yang sajak-sajaknya tak pernah bermain kiasan atau perbandingan rumit). Berikut adalah puisi saya yang lolos dibukukan pada Antologi Solo dalam Puisi yang diagendakan oleh Redaksi Buletin Sastra Pawon.


MEMBUKA INGATAN
: Solo, semoga lebih baik dan antik dari tahun ‘98

/1/
Menyusuri malam dalam redha Gusti
Pada kota tradisi yang tak kenal mati
Berdiri musabab runtuhnya Mataram Kartasura
Tahun 1743 oleh serangan punggawa Cina

/2/
Menjejak kaki lagi di Surakarta
Membuka ingatan masa lama yang tak terduga
Mengena misteri, nostalgia gila usia muda
Tahun ‘98 yang memporak-poranda
Solo lengah, kehilangan watak halusnya

Tertinggal ingatan yang dimakan masa
Korban pengaruh politik terdampar merana
Mengerang kesakitan, ditindas ketakutan
Suara hati dibungkam
Pembakaran bangunan dihalalkan
Penjarahan menyisa luka luar - dalam

/3/
Solo berseri! Tersenyumlah kini dari hati!
Tak penting acungkan emosi!
Sejatinya dirimu suci dilindungi Gusti
Mari berbenah diri untuk negeri!

 Kartasura, 15 Januari 2014


Dhinar Dewi Istini. Lahir di Blora, 11 November 1990. Pernah terdaftar sebagai peserta SM-3T (Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal) Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia angkatan ke-2 melalui LPTK Unnes dan ditempatkan di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saat ini sedang menunggu PPG yang dilaksanakan bulan Maret 2014 di UNY. Aktif menulis cerpen dan puisi.

PUISI Dhinar [Jejak Sajak Mahakam]

Lomba Cipta Puisi - LAF 2013
(Created for Mahakam River, East Kalimantan)

 

Salam...
Berikut ini adalah dua puisi saya yang lolos dalam lomba cipta puisi yang diagendakan oleh Lanjong Art Festival (LAF) 2013 dengan tema Jejak Sajak Mahakam. LAF adalah sebuah festival dua tahunan yang sudah beberapa kali digelar di Tenggarong, Kalimantan Timur.
Dari lima puisi yang saya kirimkan, antara lain: (1) Aku Datang, Mahakam; (2) Gengsi Rindu; (3) Dimensi Samar-samar; (4) Terlanjur; (5) Elegi Rinai Mendera hanya dua puisi yang dimuat dalam Antologi. Kelima puisi tersebut lahir di Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur ketika saya menjalankan amanah Dikti untuk sedikit memberikan kontribusi bermakna di daerah 3T.
Seleksi puisi ditangani oleh beberapa juri, seperti: Acep Zamzam Noor (Sastra-Jawa Barat), Joko Pinurbo (Sastra-Jogja), Beni Setia (Sastra-Jatim), dan Anggota Kosakata (Divisi Sastra-Yayasan Lanjong).
Lomba ini tidak menghadiahkan uang muluk-muluk kepada pemenang. Namun lebih dari itu, kepada masing-masing pemenang dikirim 5 buku Jejak Sajak Di Mahakam, Antologi Juara Lomba Cipta Puisi Lanjong Art Festival 2013; 1 buku antologi puisi milik Ab Asmarandana; dan sertifikat. Semua dikirim via pos ke alamat masing-masing pemenang tanpa dipungut biaya serupiahpun. DL lomba tanggal 30 April 2013, pemenang lomba diumumkan via website dan 4share tanggal 11 Mei 2013, kiriman paket tiba di rumah tanggal 5 September 2013.
Semoga istiqomah dalam berkarya. Semangat!
     















AKU DATANG, MAHAKAM!

senja tanah rantau merona di balik bakau hijau
menyilau keemasan, memantul di ayun gelombang sungai terpanjang
hangat, lekat, menjerat bola mata untuk menatap
ketintang tua mengantarku melaju syahdu
di sungai asing yang sama sekali belum kukenal
tentang perangai dan caranya tersenyum serta bergoyang

langkisan bayu menyibak
menyeruak bordu yang naik - turun sedari 90 menit berlalu
pusara air memusing di titik-titik tak teralih
degup detak jantung terasa tak kian berdalih

senja kian menghilang,
gelap menggelitik netra, mengabur jarak pandang mata
laki-laki paruh baya melanggungkan ketintang tua
aku beranjak, lanja menginjakkan telapak
menghela nafas sebentar menyerta dalam-dalam

tanah rantau, senja baru, gelap malam sendu, atmosfir alam baru
bagai tertatih jalan tanpa pemandu
Tuhan, lindungi daku!
jaga juga mereka yang kelak akan merinduku

Manggarai, Nusa Tenggara Timur
23/04/2013



GENGSI RINDU
 
rindu merajuk di desah-desah parau waktu
membujuk rayu, mendesak dilema sendu
berbait dalam baris-baris tatapan sadis
diam, menahan, terhimpit ruang berbatas miris
tergerus asa, termakan suasana, lama-lama lisis di tepi-tepi mimpi

aku bicara, menyerukan kata yang tak terbaca
pun tak jua ada tanda-tanda makna
terbantahkan egois, idealis gengsi individualis
kau yang tegar, tegap, dan tenar, hati-hati jikalau terkikis!

melaju sepi, kau tak di sini
enam bulan berlalu dan rindu menyesakku
kucari dari hulu ‘ndayu sungai ini
tak kutemui jati dirimu yang dulu tak jengah mencariku
hanya sepi dan egois serta idealismu yang tersisa kini

di sini, masih kunikmati
ayun-ayun ketintang tua
tarian liuk lincah pesut tawar Mahakam
subuh, siang, senja, indahnya malam
kunikmati dalam rindu yang tertahan dan terabaikan
menguap dan tak tersampaikan
meregang, menegangkan simpul-simpul kerinduan
terlantar karena egois individualismu nyata benar

rindu berteduh dalam lobus kalbuku
menggigil sendiri, jauh mengaduh, kelu
rindu merajuk di desah-desah parau waktu

Manggarai, Nusa Tenggara Timur
26/04/2013


Dhinar Dewi Istini.  Lahir di Blora, 11 November 1990. Peserta SM-3T (Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal) Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia angkatan ke-2 melalui LPTK Unnes dan ditempatkan di Kabupaten Manggarai, NTT. Aktif menulis cerpen dan puisi.