Home

Search This Blog

Saturday 21 June 2014

PUISI Dhinar [Solo dalam Puisi]

Menyambut 7 Tahun Keajaiban Pawon
(Antologi Puisi Tentang Solo)
 

Salam...
"Berdasarkan catatan sejarah panjangnya, Kota Solo telah lama memiliki pertalian dengan dunia sastra. Keberadaan perpustakaan Mangkunegaran dan Radya Pustaka, menjadi salah satu penanda kota ini menjadi salah satu wilayah yang peduli pada perkembangan sastra. Inilah yang kemudian melatarbelakangi penyelenggaraan Festival Sastra Solo (FSS) perdana, 2011 lalu. Tiga tahun berselang, Festival Sastra Solo 2014 kembali diselenggarakan, Sabtu-Minggu (22-23/2/2014)." 

Seperti yang saya kutip di atas, dari http://www.jendelasastra.com/berita/festival-sastra-solo-2014 bahwa Redaksi Buletin Sastra Pawon selaku penyelenggara acara FSS 2014 telah menyiapkan tujuh acara, salah satunya adalah Solo dalam Puisi (Antologi). Acara ini juga ditujukan untuk merayakan ulang tahun Sastra Pawon ke-7. Informasi yang saya peroleh dari http://festivalsastrasolo2014.blogspot.com/2014/02/para-pengisi-antologi-solo-dalam-puisi.html, respon program Solo dalam Puisi begitu luar biasa. Di hari pengepulan, lebih dari 300 puisi tersaring (atau 350 halaman), itupun belum termasuk puisi-puisi yang dikirim tanpa menyebutkan subjek [puisisolo]. 

Program ini sempat mengalami perubahan. Kurator pertama karena satu dan lain hal digantikan oleh 3 orang dari Buletin Sastra Pawon, yaitu Puitri Hati Ningsih, Indah Darmastuti dan Fanny Chotimah. DL lomba tanggal 15 Januari 2014, pengumuman pengisi antologi tanggal 7 Februari 2014 dan dibacakan di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah, Solo tanggal 22 Februari 2014.

Satu judul puisi yang saya kirimkan lolos seleksi untuk dibukukan. Entah karena faktor keberuntungan, ketidaksengajaan atau apa, karya biasa saya bisa tercetak dalam satu buku bersama Ekohm Abiyasa, En Kurliadi NF, Isbedy Stiawan ZS, Kinanthi Anggraini, Niken Kinanti dan beberapa penyair lainnya yang sudah menampakkan namanya di berbagai media massa juga memenangi lomba-lomba.

Tapi, apapun keputusannya, saya berpikir positif bahwa ketiga kurator telah bekerja keras dan melalui apresiasi khidmat untuk menyeleksi puisi-puisi yang cukup layak dan pantas dibukukan Antologi Solo dalam Puisi sebagai hadiah/kado ulang tahun Sastra Pawon ke-7.

Puisi ini lahir di Kartasura, terinspirasi dari artikel yang saya baca tentang Sejarah Mataram, kekisruhan yang terjadi pada tahun 1998 di kota Solo (Tragedi Mei 1998), dan hilangnya Wiji Thukul (penyair asal Solo yang sajak-sajaknya tak pernah bermain kiasan atau perbandingan rumit). Berikut adalah puisi saya yang lolos dibukukan pada Antologi Solo dalam Puisi yang diagendakan oleh Redaksi Buletin Sastra Pawon.


MEMBUKA INGATAN
: Solo, semoga lebih baik dan antik dari tahun ‘98

/1/
Menyusuri malam dalam redha Gusti
Pada kota tradisi yang tak kenal mati
Berdiri musabab runtuhnya Mataram Kartasura
Tahun 1743 oleh serangan punggawa Cina

/2/
Menjejak kaki lagi di Surakarta
Membuka ingatan masa lama yang tak terduga
Mengena misteri, nostalgia gila usia muda
Tahun ‘98 yang memporak-poranda
Solo lengah, kehilangan watak halusnya

Tertinggal ingatan yang dimakan masa
Korban pengaruh politik terdampar merana
Mengerang kesakitan, ditindas ketakutan
Suara hati dibungkam
Pembakaran bangunan dihalalkan
Penjarahan menyisa luka luar - dalam

/3/
Solo berseri! Tersenyumlah kini dari hati!
Tak penting acungkan emosi!
Sejatinya dirimu suci dilindungi Gusti
Mari berbenah diri untuk negeri!

 Kartasura, 15 Januari 2014


Dhinar Dewi Istini. Lahir di Blora, 11 November 1990. Pernah terdaftar sebagai peserta SM-3T (Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal) Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia angkatan ke-2 melalui LPTK Unnes dan ditempatkan di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saat ini sedang menunggu PPG yang dilaksanakan bulan Maret 2014 di UNY. Aktif menulis cerpen dan puisi.

1 comment:

  1. setelah membaca puisi ini, saya jad rindu kota solo, hehehe
    btw puisnya bagus kak, saya tunggu karya berikutnya ya

    ReplyDelete