Home

Search This Blog

Saturday 21 June 2014

PUISI Dhinar [Jejak Sajak Mahakam]

Lomba Cipta Puisi - LAF 2013
(Created for Mahakam River, East Kalimantan)

 

Salam...
Berikut ini adalah dua puisi saya yang lolos dalam lomba cipta puisi yang diagendakan oleh Lanjong Art Festival (LAF) 2013 dengan tema Jejak Sajak Mahakam. LAF adalah sebuah festival dua tahunan yang sudah beberapa kali digelar di Tenggarong, Kalimantan Timur.
Dari lima puisi yang saya kirimkan, antara lain: (1) Aku Datang, Mahakam; (2) Gengsi Rindu; (3) Dimensi Samar-samar; (4) Terlanjur; (5) Elegi Rinai Mendera hanya dua puisi yang dimuat dalam Antologi. Kelima puisi tersebut lahir di Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur ketika saya menjalankan amanah Dikti untuk sedikit memberikan kontribusi bermakna di daerah 3T.
Seleksi puisi ditangani oleh beberapa juri, seperti: Acep Zamzam Noor (Sastra-Jawa Barat), Joko Pinurbo (Sastra-Jogja), Beni Setia (Sastra-Jatim), dan Anggota Kosakata (Divisi Sastra-Yayasan Lanjong).
Lomba ini tidak menghadiahkan uang muluk-muluk kepada pemenang. Namun lebih dari itu, kepada masing-masing pemenang dikirim 5 buku Jejak Sajak Di Mahakam, Antologi Juara Lomba Cipta Puisi Lanjong Art Festival 2013; 1 buku antologi puisi milik Ab Asmarandana; dan sertifikat. Semua dikirim via pos ke alamat masing-masing pemenang tanpa dipungut biaya serupiahpun. DL lomba tanggal 30 April 2013, pemenang lomba diumumkan via website dan 4share tanggal 11 Mei 2013, kiriman paket tiba di rumah tanggal 5 September 2013.
Semoga istiqomah dalam berkarya. Semangat!
     















AKU DATANG, MAHAKAM!

senja tanah rantau merona di balik bakau hijau
menyilau keemasan, memantul di ayun gelombang sungai terpanjang
hangat, lekat, menjerat bola mata untuk menatap
ketintang tua mengantarku melaju syahdu
di sungai asing yang sama sekali belum kukenal
tentang perangai dan caranya tersenyum serta bergoyang

langkisan bayu menyibak
menyeruak bordu yang naik - turun sedari 90 menit berlalu
pusara air memusing di titik-titik tak teralih
degup detak jantung terasa tak kian berdalih

senja kian menghilang,
gelap menggelitik netra, mengabur jarak pandang mata
laki-laki paruh baya melanggungkan ketintang tua
aku beranjak, lanja menginjakkan telapak
menghela nafas sebentar menyerta dalam-dalam

tanah rantau, senja baru, gelap malam sendu, atmosfir alam baru
bagai tertatih jalan tanpa pemandu
Tuhan, lindungi daku!
jaga juga mereka yang kelak akan merinduku

Manggarai, Nusa Tenggara Timur
23/04/2013



GENGSI RINDU
 
rindu merajuk di desah-desah parau waktu
membujuk rayu, mendesak dilema sendu
berbait dalam baris-baris tatapan sadis
diam, menahan, terhimpit ruang berbatas miris
tergerus asa, termakan suasana, lama-lama lisis di tepi-tepi mimpi

aku bicara, menyerukan kata yang tak terbaca
pun tak jua ada tanda-tanda makna
terbantahkan egois, idealis gengsi individualis
kau yang tegar, tegap, dan tenar, hati-hati jikalau terkikis!

melaju sepi, kau tak di sini
enam bulan berlalu dan rindu menyesakku
kucari dari hulu ‘ndayu sungai ini
tak kutemui jati dirimu yang dulu tak jengah mencariku
hanya sepi dan egois serta idealismu yang tersisa kini

di sini, masih kunikmati
ayun-ayun ketintang tua
tarian liuk lincah pesut tawar Mahakam
subuh, siang, senja, indahnya malam
kunikmati dalam rindu yang tertahan dan terabaikan
menguap dan tak tersampaikan
meregang, menegangkan simpul-simpul kerinduan
terlantar karena egois individualismu nyata benar

rindu berteduh dalam lobus kalbuku
menggigil sendiri, jauh mengaduh, kelu
rindu merajuk di desah-desah parau waktu

Manggarai, Nusa Tenggara Timur
26/04/2013


Dhinar Dewi Istini.  Lahir di Blora, 11 November 1990. Peserta SM-3T (Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal) Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia angkatan ke-2 melalui LPTK Unnes dan ditempatkan di Kabupaten Manggarai, NTT. Aktif menulis cerpen dan puisi.



7 comments:

  1. indah... keren bgt mb dinar :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. :) Sekadar tulisan. Terimakasih untuk apresianya, Bli Gede Ardiantara.
      Semoga dari tulisan, bisa menginspirasi untuk melakukan hal-hal baik dan bermanfaat.
      Semangat berkarya! Salam.

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah ya, saya juga udah bikin buku kumpulan puisi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, selamat kawan. Antologinya tidak dibagikan ke saya? Hehee...
      Semoga yaa, semoga saya bisa segera membukukan puisi-puisi saya yang belum sempat termuat media dalam antologi pribadi. Entah kapan... ^_^

      Delete
  4. Mantab! Moga konsisten. Salam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih atas apresiasi yang diberikan, mas Ekohm Abiyasa.
      Semoga, semoga bisa konsisten.
      Saya senang sekaligus minder bisa satu antologi "Solo dalam Puisi" dengan mas Ekohm Abiyasa. :)
      Salam

      Delete